Senin, 19 November 2012

Mr. Fishy



Mr. Fishy

Author        : Ifa Raneza
Cast            : Super Junior’s Donghae, Park Rara (OC)
Genre         : Romance

For my friend, Witri Restya.. hope you like it ^^
Happy reading~

** ** **

I love you like a fish loves water.
So I need you and I can’t stay away from you.



“Lee Donghae, sampai kapan kau akan berkutat dengan ikan-ikanmu itu, hah?” ujarku setengah berteriak sambil melirik pria yang sejak dua bulan lalu menjadi suami sahku itu.
Tanpa menunggunya menjawab pertanyaanku, aku segera menghampirinya yang sedang bermain bersama ikan-ikan hiasnya di ruang TV. Aku meletakkan sepiring cake di dekatnya, tapi apa yang kudapatkan? Ia tidak melirikku sama sekali.
Well, aku harus akui ini. Seorang Lee Donghae telah menduakanku dengan ikan. Dan ternyata bukan hanya aku yang diduakan, tapi juga Badda, anjing kesayangannya yang seingatku dulu tak pernah lepas dari pelukannya sebelum kami menikah dua bulan yang lalu.
Great, Mr Lee. Kau bahkan tidak memedulikanku sama sekali,” ujarku secara terang-terangan menyindirnya dengan tatapan yang tetap lurus mengamati berita yang tersiar di TV.
Kudengar dengan jelas ia mendengus dengan cukup keras, lalu ia beranjak dengan membawa akuarium kecil itu kembali ke tempatnya. Good, aku bisa mendapatkan quality time-ku sekarang.
“Kau cemburu, Nyonya? Pada ikan? Oh, yang benar saja, istriku ini cemburu pada seekor ikan,” ujarnya seraya memasukkan sepotong cake yang kubawakan ke dalam mulutnya.
“Bukan hanya aku, tapi juga Badda. Kau hampir melupakan soulmate-mu yang satu ini,” sahutku sembari mengelus bulu lembut Badda yang tiba-tiba bermain di bawah kakiku. “Kau sudah melupakan kami,” gumamku sambil menatapnya sinis.
Ia tertawa keras. “Apa ini hanya perasaanku saja? Aku merasa kalian seperti ibu dan anak yang ditinggal kepala keluarganya,” ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak.
Tertawalah sepuasmu, Lee Donghae. Tertawalah bahkan sampai urat lehermu itu putus!
“Terserah apa katamu, tapi yang jelas aku sudah merasa kau melupakan Badda.”
Kali ini ia tidak membalas, hanya terus tertawa sambil menghabiskan kudapan sore harinya.

“Kalau kau merasa seperti itu, mungkin memang benar. Aku dan Badda layaknya ibu dan anak yang kehilangan kepala keluarganya yang terang-terangan berpindah hati pada kesenangan baru,” ujarku datar yang membuatnya langsung terbatuk keras.
Aku segera menyodorkan air putih padanya.
“Apa?!” jeritnya tak terima dengan pernyataanku sedetik setelah meneguk air yang kuberikan.
“Bukankah itu yang kau pikirkan?”
“Yaak, Park Rara! Aku hanya bercanda,” ujarnya membela diri.
“Lihat? Kau memanggilku dengan marga Park. Hey, kau sadar tidak? Sejak dua bulan lalu margaku sudah berubah menjadi Lee. Call me Lee Rara, Mr Lee. I’m your wife,” sungutku.
Dia bahkan tidak memanggilku dengan marganya, membuatku merasa dia sudah melupakanku yang sudah menyandang status sebagai istrinya. Seperti dia yang ingin segera menendangku keluar dari kehidupannya.
Atau… Apa aku yang sudah berpikir terlalu jauh?
“Hey… Ini tidak mungkin, kan? Kau benar-benar cemburu?” tanyanya sambil menyentuh kedua sisi wajahku agar aku menatapnya.
“Menurutmu? Kau sudah beralih dengan kesenangan barumu. Bahkan kau melupakan quality time yang sangat jarang kita miliki,” jawabku.
Ia menghela nafas panjangnya, lalu memegang kedua pundakku dan menatapku lurus-lurus.
“Dengarkan aku baik-baik, karena aku tidak akan mengulanginya lagi.”
Ia menarik nafas, lalu memulai pidato singkatnya.
“Aku menikahimu karena aku mencintaimu,” ucapnya yang membuat bibirku terkatup rapat.
“Aku merasa kau adalah bagian terpenting dalam hidupku yang begitu sulit untuk kudapatkan, karena itu.. aku akan selalu mempertahankanmu. Aku mencintaimu, Rara-ya. Sangat. Bahkan jika kau menginginkan aku untuk mengatakannya setiap saat pun aku sanggup.”
“Aku tidak akan pernah menduakanmu dengan yang lain. Kau akan selalu menjadi prioritas utamaku.”
Kini aku bisa merasakan sudut-sudut bibirku yang tertarik ke atas secara otomatis membuat lengkungan itu muncul di bibirku.
And… Yaaah, I love you like a fish loves water. So I need you and I can’t stay away from you. Kau mengerti?”
Aku mengangguk menjawab ucapannya. Dan detik itu ia langsung membawaku ke dalam dekapan hangatnya.
“Aku mencintaimu, Rara. Kenapa kau jadi aneh begini? Dan––Ya Tuhan!––kau baru saja membanding-bandingkan dirimu dengan ikan!” jeritnya yang terdengar sangat dibuat-buat.
Aku terkekeh mendengarnya. Lalu ia menarik tubuhku membuat pelukannya terlepas dan mengecup bibirku sekilas.

“Eh… Tunggu sebentar…” ujarku menggantung yang membuat senyumannya mendadak memudar. “Kau bilang apa tadi? ‘I love you like a fish loves water’?” tanyaku yang dijawabnya dengan anggukan.
“Kenapa?” tanyanya polos.
Astaga, sekarang rasanya aku ingin sekali menjepit hidung mancungnya itu dengan jepitan jemuran!
“Yaak! Kau menyamakanku dengan ikan, hah?!! Sebut saja ‘istri’ keduamu itu, Lee Donghae! Semua tentangmu selalu berhubungan dengan ikan!!!” teriakku murka sambil melempar kotak tissue yang berada tak jauh dariku.
“Yak, hentikan! Aku hanya membuat perumpamaan, Rara-ya!” jeritnya membela diri sambil menghindari lemparanku.
“Ya ya ya! Semuanya berhubungan dengan ikan!”
Aku bangkit dari dudukku dan hendak beranjak dari sana saat kedua tangan hangat itu kembali mengunci tubuhku.
“Yaak… Lepaskan, Lee Donghae!” teriakku sambil memukul-mukul dada bidangnya, berusaha melepaskan diri dari pelukannya yang hampir membuat nafasku sesak ini.
“Tidak akan! Jangan berharap kau bisa lepas dariku, Nyonya Lee!” ujarnya yang membuatku ingin sekali menggigit lengannya yang besar ini.

Dan…
“AAAARRGGGHHH!!! Kenapa kau menggigitku, hah?!!” tanyanya dengan tatapan tak habis pikir sedetik setelah aku menggigit lengannya yang membuatnya langsung melepaskanku.
“Anggap saja aku ini kanibal yang mencium aroma amis dari tubuhmu, Mr Fishy,” jawabku enteng seraya berjalan meninggalkannya ke dalam kamar.
“Yaak…!”

** ** **

Morning, Honey.
Morning. Kau sudah lapar, Donghae-ah?” tanyaku sembari menutup surat kabar yang kubaca dan mulai melayani suamiku itu di meja makan.
Ia mengangguk sambil mengelus perutnya. “Menu apa yang kau masak hari ini?” tanyanya bersemangat.
“Kau bisa lihat sendiri, Sayang,” jawabku sambil tersenyum penuh arti.
Setelahnya aku menyodorkan piring berisikan menu yang kumasak hari ini. Tepat seperti dugaanku, kedua matanya membelalak kaget, bahkan hampir keluar dari kelopaknya. Astaga… Aku harus menahan tawaku sekuat tenaga melihat wajahnya yang shock itu.
“Tenanglah. Aku membeli ikan itu di supermarket. Your sweet fishes are safe in their place, Honey..” ucapku menenangkannya yang mulai mengeluarkan air mata. Dia terlihat seperti anak kecil sekarang.
Jinjja?” tanyanya yang hanya kujawab dengan sebuah anggukan.
Dan setelahnya, ia langsung bergegas menuju ruang tengah di mana ia meletakkan akuarium kesayangannya. Aku sendiri hanya terkikik geli di tempatku melihat kelakuannya yang tidak menandakan kedewasaannya.
Sepertinya panggilan ‘Mr. Fishy’ sangat tepat untuknya. Tidak ada yang salah dengan panggilan itu.

And I love you, my Mr. Fishy…


-END-



Woaaahh~…
Nggak tahu kenapa akhir-akhir ini aku sering ficlet :D
Tapi yang pastinya, ternyata bikin ficlet di saat ide lagi surut-surutnya itu menyenangkan, karena nggak perlu pusing-pusing mikirin konflik yang belibet kayak pas bikin FF chapter-an. Hehe :D
Okay, I’m waiting to see your comment on my comment box ^^
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar