About
Weakness, Loyalty, and Miracle
Author : Ifa Raneza
Cast : Super Junior’s Eunhyuk, Han Sung
Young (OC)
Genre : Romance
Well, FF ini saya persembahkan(?) untuk
teman tercinta, Anisa Audina dan Dhea Septyana Putri. Dan.. berhubung Dhea
bukan seorang KPopers, dan dia nggak bisa bahasa Korea tapi pengen banget baca
FF saya, jadi saya bikin FF ini tanpa KOSAKATA KOREA.
Hehehe…
Hope you like
it .. Happy reading ^^
** ** **
Eunhyuk kembali ke dalam ruangan di mana tubuh
gadisnya tengah terbaring lemah di atas tempat tidur. Ia duduk di kursi yang
berada di sisi ranjang, menatap lembut kedua kelopak mata gadis itu yang masih
enggan untuk terbuka. Sesekali ia mengecup punggung tangan yang hampir tak
pernah lepas dari genggamannya. Ia sangat mencintai gadis ini, tapi Tuhan
seolah melarangnya.
Ketika ia jatuh ke dalam pesona gadis ini, kenapa
Tuhan justru membuatnya lemah seperti ini? Tuhan seolah ingin memisahkan mereka
yang jelas-jelas saling mencintai.
Kini Eunhyuk malah terlihat seperti menyalahkan
Tuhan atas takdir yang ia terima. Tapi bukankah seharusnya dialah yang patut
disalahkan? Ke mana dia saat gadisnya, Sung Young, positif mengidap penyakit
mematikan ini? Ke mana dia saat Sung Young menahan sakitnya digerogoti penyakit
ini?
Ya, yang patut disalahkan adalah dirinya, bukan
Tuhan. Mungkin Tuhan ingin menegur Eunhyuk yang seringkali tidak peduli dengan
Sung Young yang tampak begitu kuat, namun pada kenyataannya gadis itu tidak
sekuat yang ia pikirkan.
Sekarang yang harus dan patut Eunhyuk lakukan
adalah memaki dirinya sendiri. Kini di saat Sung Young tengah berusaha melawan
penyakitnya, ia ingin gadis itu segera membuka matanya dan menghambur ke dalam
pelukan hangatnya yang sudah lama tidak ia rasakan.
“Just wake
up, Youngie… I love you and I need
you,” bisiknya lembut di telinga Sung Young sembari mengecup pipinya. “Trust me… Aku tidak akan melupakanmu
seumur hidupku. Karena itu, bangunlah. Lihat aku ada di sini, di sampingmu, dan
tidak akan pernah beranjak untuk menjauh darimu…”
Masih tetap seperti tadi, mata Sung Young belum
juga terbuka. Membuat Eunhyuk merasa seluruh persendiannya lemas. Ia tidak
tahan melihat kondisi gadisnya seperti ini dengan tubuh yang dipasang alat
hanya untuk memastikan bahwa Sung Young belum pergi meninggalkan dunia ini.
Pintu terbuka, tampak seorang pria masuk ke dalam
ruangan itu dan berjalan menghampiri Eunhyuk yang masih menatap setiap inci
wajah Sung Young yang begitu dirindukannya.
“Hyung..
Time is over. Ini saatnya kau pulang. Kau sudah menjaganya sejak seminggu
yang lalu. Apa kau ingin Sung Young kecewa karena kau sakit?” ucapnya sambil
menepuk pundak Eunhyuk, menyadarkan pria itu akan keberadaannya.
“Jika aku sakit, maka itu adalah caraku untuk
membalas semua penderitaan Sung Young meskipun itu tidak setimpal dengan apa
yang ia rasakan selama ini,” jawabnya tanpa perlu repot-repot menoleh pada pria
di belakangnya, Kim Ryeowook.
“Hyung,
kau juga harus istirahat. Biar aku yang menggantikanmu menjaga Sung Young.
Jangan sampai kau sakit.”
“Biarkan aku di sini, Ryeowook. Jangan coba untuk
memisahkanku dengan Han Sung Young.”
Ryeowook menghela nafas beratnya mendengar desisan
Eunhyuk yang terdengar begitu tajam di indera pendengarannya. Seharusnya ia
tahu percuma saja usahanya untuk membujuk pria keras kepala ini. Tidak ada
alasan bagi Eunhyuk untuk menuruti Ryeowook dan meninggalkan gadisnya yang
masih membutuhkan dirinya.
Ryeowook keluar dari ruangan itu dan meninggalkan
Eunhyuk yang masih menatap Sung Young yang masih enggan untuk terbangun ke
dunia nyata.
“Bangun, Nona Han.. Aku menunggumu…” ucap Eunhyuk
sembari sekali lagi mengecup punggung tangan Sung Young bersamaan dengan air
mata yang keluar dari pelupuk matanya dan membuat punggung tangan gadis itu
basah karenanya.
“Aku menunggumu…”
** ** **
“Apa salah
satu kelemahanmu, Hyuk?” tanya Sung Young dengan senyumannya yang hampir tak
pernah lepas dari wajahnya.
Eunhyuk tampak
berpikir dan sedetik kemudian ia menjawab, “Kehilanganmu.”
Sung Young
mengerutkan dahinya.
“Kenapa aku?”
“Karena aku
mencintaimu. Apa itu masih kurang jelas untukmu, Youngie?” ujar Eunhyuk sambil
mengecup kening Sung Young sementara gadis itu masih bingung dengan jawaban
kekasihnya.
“Lalu apa yang
kau lakukan saat aku tidak ada?” tanyanya dengan mimik wajah serius, membuat
Eunhyuk sedikit risau mendengarnya.
“Aisshh…
Kenapa bertanya seperti itu?” tanyanya kesal.
“Aku menunggu
jawabanmu,” ujar Sung Young tanpa mempermasalahkan raut wajah tidak senang
Eunhyuk.
“Baiklah..”
Eunhyuk menatap Sung Young dalam, lalu ia menghembuskan nafasnya perlahan dan mulai
menjawab. “Aku akan menunggumu kembali, karena aku tahu kau akan kembali padaku
dan hidup bersamaku sampai hembusan nafas terakhirku.”
“Aku tidak
mengharapkan kita akan hidup selamanya, Sung Young. Tapi aku berharap kita akan
saling mencintai selamanya. Tidak ada alasan bagiku untuk melupakanmu, karena
dalam mimpi pun kau selalu muncul dalam benakku.”
“Apa kau
pernah memastikan seberapa besar aku mencintaimu? Aku sarankan jangan pernah,
karena kau akan repot sendiri saat menghitung betapa besar rasa cintaku padamu.
Bagaimana? Kau mengerti?”
Sung Young
menarik sudut bibirnya ke atas membuat lengkungan indah itu muncul di bibir
tipisnya. Ia tahu pria di depannya ini mencintainya sama seperti dirinya
mencintai Eunhyuk. Bahkan mungkin Eunhyuk sangat mencintai Sung Young lebih
dari yang ia tahu.
“Aku
mengerti,” ucapnya seraya menghambur ke dalam pelukan hangat Eunhyuk yang akan
selalu menjadi salah satu hal yang paling ia favoritkan.
“Aku
mencintaimu, Han Sung Young. Sangat mencintaimu,” bisik Eunhyuk lembut tanpa
melepaskan pelukannya.
** ** **
Apa kalian percaya akan keajaiban?
Beberapa detik setelah air mata Eunhyuk jatuh
membasahi punggung tangan Sung Young, tangan gadis itu bergerak-gerak kecil.
Eunhyuk tersentak dan menyadari bahwa penantiannya selama ini tidak sia-sia.
Han Sung Young terbangun dari mimpi panjangnya untuk menemui pangerannya yang
setia menunggunya untuk terbangun.
Eunhyuk bergegas memanggil dokter untuk memeriksa
keadaan Sung Young yang baru saja membuka matanya. Sedangkan gadis itu hanya
diam dengan senyum tipisnya yang bahkan tidak Eunhyuk sadari saat tatapannya tak
lepas dari sosok Eunhyuk yang tampak begitu mengkhawatirkan dirinya.
“Keadaannya baik-baik saja. Bahkan sangat baik.
Tidak ditemukan tanda-tanda kanker masih terdapat di tubuhnya. Untuk memastikan
hal ini kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ujar dokter berkacamata
itu setelah memeriksa keadaan Sung Young.
Sepeninggalan dokter itu, Eunhyuk kembali menatap
Sung Young dengan tatapan tak percayanya.
“Eunhyuk-ya.. Kau tidak merindukanku?” gurau Sung
Young sambil tersenyum hangat.
Masih dengan setengah tidak percaya Eunhyuk
menatap Sung Young yang kini sedang terduduk di tempat tidur dengan keadaan
yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Keajaiban datang setelah penantiannya
yang begitu panjang. Ya, anggap saja ini adalah balasan untuknya yang tidak
pernah lelah untuk menunggu Sung Young.
“Kau baik-baik saja?” tanya Eunhyuk.
Sung Young mengangguk pelan, dan senyumannya
semakin lebar saat pria di depannya itu menariknya ke dalam pelukannya. Pelukan
hangat yang sudah lama tidak Sung Young rasakan akhir-akhir ini.
“Aku sangat merindukanmu, kau tahu? Aku hampir
tidak merasakan putaran waktu saat mendapatimu belum membuka matamu,” ujar
Eunhyuk yang masih sibuk menghirup aroma tubuh Sung Young yang selalu ia
rindukan.
Ia merindukan saat-saat seperti ini. Saat-saat di
mana dirinya dan Sung Young saling menatap dan bertukar kehangatan dengan
sebuah pelukan.
“Maaf sudah membuatmu menunggu terlalu lama,” ujar
Sung Young lembut. Suara yang hampir saja Eunhyuk lupakan, mengingat lamanya
mereka tidak berkomunikasi.
“Jangan pernah meninggalkanku lagi.”
“Aku bersedia melakukannya asal kau berjanji tidak
akan beranjak sedikitpun dari hidupku.”
“Aku berjanji...”
Sung Young kembali tersenyum dan menutup kedua
matanya perlahan saat Eunhyuk mengecup kedua pipinya. Kemudian ia merasakan
sesuatu yang hangat menyentuh bibirnya. Ini nyata dan ini bukan sebuah mimpi
maupun ilusi. Sung Young terbangun dan ia melihat Eunhyuk sebagai orang pertama
yang menyambutnya dari mimpi panjangnya.
Tuhan sangat
adil.
Ia tidak
mengambil sebuah kebahagiaan.
Tapi Ia
menguji,
Sebesar apa
usaha seseorang untuk menjaga kebahagiaannya.
“...Aku ada di
sini, di sampingmu, dan tidak akan pernah beranjak untuk menjauh darimu…”
“Aku
berjanji…”
-END-
Let
me see your comment on my comment box ^^
Thank
you~ :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar