Minggu, 25 November 2012

Evil Man and Angel (Love or Obsession Side Story)



Evil Man and Angel

Author : Ifa Raneza
Cast                : Jung Narin, Jung Nara, Kim Jongwoon
Genre              : Angst, Family

** ** **

Aku tidak bisa berpikir jernih saat melihat sosok itu telah tergeletak lemah tak berdaya di lantai dengan darah yang terus mengalir keluar dari pergelangan tangannya. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan saat ini. Yang aku tahu, malaikatku telah pergi. Malaikat yang biasa membangunkanku saat pagi datang. Malaikat yang dulu sering membacakanku dongeng. Malaikat yang selalu mengajariku cara tersenyum dalam kepedihan. Dia sudah pergi. Malaikatku pergi meninggalkanku sendirian di dunia ini. Tuhan, kenapa…?

** ** **

Aku tidak mengerti kenapa eonnie selalu membangga-banggakan statusnya sebagai kekasih namja yang jelas-jelas tidak bisa setia itu, Kim Jongwoon. Eonnie selalu saja menyebut namanya ketika tidur, membuatku selalu terbangun saat ia menggumamkan nama paling tabu dalam kehidupanku itu. Jelas di mataku Kim Jongwoon bukan namja yang baik. Reputasinya sebagai namja penebar pesona yang memiliki banyak kekasih sangat baik di sekolah. Tapi kenapa eonnie tidak pernah mau mendengarkanku tentang Jongwoon-oppa?
Dia sudah dibutakan cinta. Itu yang kusimpulkan. Kini aku tidak bisa menghancurkan kebahagiaan kakakku. Aku hanya bisa tersenyum saat ia tak bosan-bosannya menunjukkan lengkungan indah di bibirnya sambil menceritakan cerita lucu tentang dia dan kekasihnya itu. Aku berusaha bahagia melihatnya bahagia, walaupun pada faktanya aku sulit untuk menutup kemungkinan yang akan terjadi pada kakakku, aku takut ia disakiti oleh namja jahat itu.
Tapi saat melihat senyum bahagia Nara-eonnie, apa yang bisa kuperbuat? Aku hanya bisa bahagia saat melihatnya juga bahagia. Karena dia adalah… malaikatku.

---

Malam ini Nara-eonnie pulang dengan sikap aneh. Sesampainya di rumah ia tidak langsung menyapaku seperti biasanya, ia langsung masuk ke kamarnya dan menguncinya dari dalam. Aku yang kebingungan menghampiri kamarnya dan mengetuk pintunya dengan keras. Yang terdengar hanyalah sebuah tangisan, keras sekali. ia meneriakkan nama Jongwoon berkali-kali. Bisa kudengar kepedihan yang tersirat dari suaranya. Lalu jantungku berdegup kencang saat ia berkata, “Dia sudah mencampakkanku, Narin… Dia sudah membuangku… Selama ini dia tak pernah menganggapku sebagai wanitanya. Dia hanya menganggapku sebagai mainannya… Kini aku sudah kehilangan pegangan hidupku, Narin... Aku rasa aku sudah tidak memiliki alasan untuk hidup..”
Setelah itu hening. Tidak ada jawaban sedikitpun darinya saat aku mengetuk pintu kamarnya dengan membabi buta. Aku tidak bisa menyingkirkan dugaan-dugaan buruk tentang apa yang terjadi di dalam sana saat ini. Dengan cepat aku berlari ke ruang tengah, mengacak-acak laci lemari di mana eonnie biasa menyimpan kunci cadangan. Setelah mendapatkan apa yang kucari, aku segera berlari ke kamarnya dan membuka pintunya dengan kunci cadangan yang kutemukan.
Dan yang kudapatkan adalah sebuah mimpi buruk. Ya… sebuah mimpi buruk yang tidak akan pernah berakhir.
Aku tidak bisa berpikir jernih saat melihat sosok itu telah tergeletak lemah tak berdaya di lantai dengan darah yang terus mengalir keluar dari pergelangan tangannya. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan saat ini. Yang aku tahu, malaikatku telah pergi. Malaikat yang biasa membangunkanku saat pagi datang. Malaikat yang dulu sering membacakanku dongeng. Malaikat yang selalu mengajariku cara tersenyum dalam kepedihan. Dia sudah pergi. Malaikatku pergi meninggalkanku sendirian di dunia ini.
Tuhan, kenapa…? Kenapa kakakku menjadi seperti ini?
Dengan tubuh yang bergetar hebat, aku segera menghampiri sosok tak berdaya itu dan memangku kepalanya di atas pahaku. Wajahnya pucat dan dipenuhi dengan jejak-jejak air mata. Air mata yang ia tumpahkan untuk namja jahat itu, Kim Jongwoon.
Eonnie, apa aku bukan alasan yang tepat untukmu tetap hidup? Kenapa namja jahat itu yang kau jadikan sebagai alasan hidupmu, eonnie? Apa dia begitu berarti sampai kau berpikir untuk meninggalkanku sendirian di dunia ini?
Aku tidak bisa lagi menahan tangisku dan mengguncang tubuhnya dengan kuat, seolah kenyataan yang telah dihadapkan padaku saat ini tidak dapat kulihat dengan jelas. Sosok malaikat ini telah tiada, tidak ada lagi nyawa yang bersarang dalam tubuhnya. Dia sudah pergi…

---

Aku bingung.. siapa yang harus kusalahkan? Tuhan yang telah mengambil kakakku, atau eonnie yang telah meninggalkanku sendirian? Tapi di tengah kebingungan yang sedang berputar-putar di pikiranku, sosok itu muncul di hadapanku. Ia menatap makam dengan nama ‘Jung Nara’ itu dengan tatapan kosongnya, entah apa arti tatapan itu. Wajahnya dingin, sedingin hatinya. Tanpa sadar kedua tanganku sudah terkepal kuat di samping tubuhku. Aku rasa benci telah merasuki hatiku saat melihat sosok itu. Lalu tatapannya beralih padaku yang sejak tadi menatapnya dengan penuh dendam. Tanpa sepatah kata maupun perubahan ekspresinya, ia berbalik dan pergi bersama dengan orang-orang berpakaian hitam yang lain, meninggalkan makam seseorang yang paling berarti dalam hidupku.
Kim Jongwoon.. Aku rasa akan terasa sulit untuk bisa memaafkanmu, atau… Aku tidak akan pernah memaafkanmu. Kau telah membuat malaikatku pergi meninggalkanku. Jadi untuk apa aku memaafkanmu?

“Narin-ah.. Ayo, pulang.”
Aku menoleh ke arah kananku dan segera menghampiri wanita tua yang memanggilku itu.
Ne, Halmeoni.”

Aku harap kau tidak akan pernah melupakan ini, Kim  Jongwoon.
Aku tidak akan pernah memaafkanmu.



-END-



Yap! This is a side story of LOVE OR OBSESSION :D :D
Di tengah kebingungan dan frustasi ngelanjutin FF chaptered yang ceritanya makin ribet -,- saya berpikir untuk bikin side story dari sudut pandang Narin. Nah, dari sini ketahuan kan konflik antara Narin dan Jongwoon, meskipun di Love or Obsession-nya belum diterangin apa konfliknya :D
And… I need your comment, guys ^^
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar