Selasa, 16 Oktober 2012

Pinky Love



Pinky Love

By : Ifa Raneza

** ** **

“Lee Sungmin!!!” teriak Nara murka saat kedua bola matanya tertuju pada kamarnya yang sudah penuh dengan barang-barang serba pink, warna yang begitu dibencinya. Sementara yang diteriaki hanya memamerkan cengirnya.
Wae?” tanyanya tak berdosa.
Nara menggigit bibir bawahnya, menahan amarahnya yang kalau meledak sudah bisa dipastikan Lee Sungmin hanya tinggal nama saja.
“Apa-apaan ini?! Kau apakan kamarku!?” teriak Nara tak terima dengan keadaan kamarnya yang berubah menjadi dominan warna pink itu.
Kekesalan Nara bertambah saat ia mendengar Sungmin terkekeh, hingga akhirnya mencapai puncak, dan gadis itu sekarang ingin sekali mencekik leher putih di depannya itu kalau saja ia tidak mengingat sanksi yang akan diberikan pada tindakan kriminal itu.
“Bukankah bagus?”
“Bagus apanya?!” teriak Nara lagi. “Kau tahu kan aku benci warna pink?!”
“Tapi aku menyukainya.”
Nara mendengus kesal. “Kau menyukainya dan aku membencinya!” teriak Nara sebelum pada akhirnya ia membanting pintu kamarnya dan beranjak keluar rumah.
Ia harus menenangkan dirinya dulu sebelum kembali bertatap muka dengan namja aegyeo pecinta warna pink itu.
Tapi sebelum Nara sempat menyentuh gagang pintu, sebelah tangannya sudah dikunci oleh tangan besar Sungmin.
Mwo?! Apa lagi yang kauinginkan, Sungmin-ah?!!” teriak Nara.
“Aissh… Kau mau membuat gendang telingaku pecah, hah?!”
“Biar saja telingamu ini tuli!!” ujar Nara sambil menjewer sebelah telinga Sungmin hingga namja itu meringis kesakitan.
“Kau belum menjawab pertanyaanku,” ujar Sungmin sambil menggembungkan pipinya.
“Pertanyaan yang mana?” Nara balik bertanya.
“Yang tadi siang.. Kau mau tidak jadi pacarku?”
“Aaah.. yang itu.”
 “Jadi apa jawabanmu?” tanya Sungmin antusias.
“Kau mau aku menjawab jujur atau tidak?” Nara berbalik bertanya dengan jahil.
“Yaak, kau sudah bosan hidup, hah?!” Kini giliran Sungmin menjewer telinga gadis itu. Tapi bedanya ia menjewer kedua telinga Nara sekaligus.
“Yaak.. Appeu!”
“Jadi apa jawabanmu?” tanya Sungmin lagi, kali ini dengan suara yang mulai serius.
“Bagaimana kalau jawabannya ‘tidak’?” tanya Nara.
“Aku akan menghujanimu dengan barang-barang serba pink lebih banyak lagi!” ujar Sungmin dengan tatapan horror yang ia lemparkan pada Nara.
Mwo? Itu pemaksaan namanya,” protes Nara sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Sungmin menghela nafasnya pelan, lalu ia memegang kedua pundak Nara dan menatap gadis itu lekat-lekat.
“Jadi kau.. benar-benar ingin menolakku?” tanya Sungmin pelan. Ia sudah bisa menebak gadis ini akan menolaknya mengingat Nara sangat membenci warna pink yang merupakan warna yang selalu Sungmin agung-agungkan dalam kehidupannya.
“Kapan aku bilang kalau aku menolakmu?” Lagi-lagi Nara berbalik bertanya.
Mwo?”
“Aku menerimamu, Lee Sungmin,” ucap Nara disertai dengan senyum manis di bibirnya. Manis sekali sehingga membuat Sungmin tidak tahan untuk tidak segera menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
“Aku kira kau akan menolakku,” gumam Sungmin dengan suaranya yang dibuat terdengar manja. “Nappeun yeoja,” ucap Sungmin sembari melepaskan pelukannya dan menyentil pelan hidung Nara.
“Aww..”
Kini kedua orang itu saling melemparkan senyum tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut kedua orang itu.
Namun beberapa detik kemudian.
“Jadi kau mau kukirimkan pink teddy bear lagi, Nara-ah?” tanya Sungmin jahil.
Sontak kedua bola mata Nara membulat lebar.
Mwo?!! Yaak… Lee Sungmin, kau mau kita putus sekarang, hah?!!” teriak Nara murka.
Mwo? Andwae!! Jangan lakukan itu! Kita baru saja resmi pacaran beberapa menit yang lalu!!” sahut Sungmin dengan volume yang menyamai volume suara Nara dengan raut wajah ketidakrelaannya.
Sedetik kemudian yang terdengar hanyalah tawa lepas keduanya.
Saranghae, Park Nara…”


END


Tidak ada komentar:

Posting Komentar